Rabu, 30 Mei 2012

BEAUTY AND THE BEAST

Assalamualaikum, WR.WB. Kita pasti semua uda pada tau ttg Kisah Beauty and the Beast, yaitu sebuah kisah cinta sejati, dimana seorang gadis biasa yang rupawan dengan tulus mencintai seorang pria Buruk Rupa, namun karna ketulusan cintanya tersebut si gadis malah meraih kebahagiaan. Disini saya ingin mengambil sebuah perumpamaan, dikisah Beauty and the Beast adalah cerita dari dua manusia, wanita dan pria, yang satu rupawan, yang satu buruk rupa. Yang satu orang biasa dan satunya lagi seorang Pangeran. Yang satu baik hati dan yang satunya penuh emosi. Sadarkah kita sebenarnya itu semua merupakan sifat dari manusia. Kita semua memiliki itu, dari seorang Manusia sebenarnya si Beauty and the Beast itu ada, tidak terdiri dari 2 orang, tapi dari 1 orang. Saya punya kenalan dengan sifat demikian. Wajahnya Beauty / cantik mempesona namun sayang dia punya sifat dan sikap the Beast / Buruk Rupa. Tapi itu memang jalan hidupnya. Bisa jadi sifatnya itu ujian buat keluarga, teman-teman dan lingkungannya sendiri.
Di kisah Beauty and the Beast, si Beast akhirnya dapat berubah wujud menjadi manusia tampan kembali, terpikirkah kalian karna siapa itu? Apakah karna Belle si Beauty? Atau karna sihirnya yang bekerja otomatik seiring dengan syarat yang diajukan si Penyihir, jika ada yang mencintai si Pangeran yang berwujud Beast / Buruk Rupa dengan Tulus? Yap, semua benar, tapi kalau menurut saya jawaban diatas hanyalah faktor pendukung, yang utamanya adalah ada dalam diri si Beast sendiri. Coba, ia mau berpenampilan menarik saat makan malam dengan Belle, ia juga mau berdansa, sesekali ia pun mengharapkan Belle agar mau tinggal lebih lama di istananya, padahal dalam kutukannya selama bertahun-tahun menjadi Beast, ia merupakan pribadi yang Emosional dan tidak Sabar. Doa dan Harapan, masih ada dalam diri Beast kala itu. Samalah seperti diri kita sendiri, jika kita ada niat dengan berdoa untuk merubah diri menjadi lebih baik, niscaya Allah akan memberikan harapan. Saat teman-teman mulai meninggalkannya satu persatu, pasti ada satu teman yang masih perduli padanya. itulah Harapannya.
Jadi dalam diri kita sebenarnya ada sisi Beauty dan sisi Beast, bila itu sudah merupakan karakter memang untuk merubahnya agak sulit, dalam proses menuju perubahan tersebut diperlukan sebuah kebijaksanaan diri, dimana salah satunya adalah mengontrol emosi dan jaga sikap. Jika dari 2 itu saja kita tidak bisa mengendalikannya, Selamatlah kita akan jadi si Beast selamanya. Tiada ada guna wajah Beauty tapi hatinya Beast... Wassalamualaikum, WR.WB